Terbaru

6/recent/ticker-posts

Perbedaan Reseller dan Dropshipper

Apa bedanya reseller dengan dropshipper?
Pilih jadi reseller atau dropshipper?
Mana yang lebih untung reseller atau dropshipper?

Dropshipper atau Reseller?

Banyak orang akan bertanya-tanya seperti itu ketika ingin menjalankan sebuah usaha. Kedua pekerjaan tersebut memang sangat cocok untuk menjadi usaha sampingan, dan bisa menjadi usaha utama jika dijalankan dengan cukup baik. Tapi ada perbedaannya antara reseller dan dropshipper.

Reseller dan dropshipper adalah pekerjaan yang berurusan dengan menjual barang. Sama seperti berdagang, tapi kedua pekerjaan tersebut punya cara yang berbeda ketika menjual barang kepada konsumen.

Nah jika kamu masih bingung memilih untuk menjadi reseller atau menjadi dropshipper, pada artikel ini kita akan membahas perbedaan-perbedaannya.


1. Cara kerja reseller dan dropshipper

Reseller dan dropshipper dapat dilihat perbedaannya dari cara kerjanya. Reseller itu bisa dikatan seperti pedagang pada umumnya. Mereka akan membeli dan menyetok baran sebelum menjualnya kepada konsumen.

Reseller akan menerima (atau membeli) barang dari distributor atau supplier. Setelah mendapatkan barang yang diinginkan dalam jumlah tertentu, barulah kemudian reseller menjualnya.

Dropshipper memiliki cara kerja yang sedikit berbeda. Mereka akan menawarkan barang kepada konsumen terlebih dulu tanpa harus memiliki stok barang tersebut. Setelah ada yang order, dropshipper akan menghubungi distributor atau supplier dan mereka lah yang akan mengirimkan barang kepada konsumen.


2. Perbedaan modal reseller dan dropshipper

Modal yang paling minim adalah yang dikeluarkan oleh dropshipper. Kita bisa juga menyebut dropshipper sebagai makelar yang tugasnya adalah mencarikan konsumen yang mau membeli barang dari produsen. Kemudian, jika terjadi penjualan, maka dropshipper akan mendapatkan komisi.

Kebanyakan dropshipper tidak membutuhkan modal banyak. Bahkan ada yang mendaftar menjadi dropshipper secara gratis. Jadi modal yang mereka keluarkan hanyalah smartphone dengan kuota internet. Asalkan mereka bisa menyebarkan informasi dan menyakinkan calon konsumen, maka itu saja sudah cukup.

Sedangkan reseller harus terlebih dahulu menyiapkan stok barang yang akan dijual. Sudah pasti besarnya modal sangat ditentukan oleh jumlah barang yang di-stok. Belum lagi biaya operasional dan biaya pelayanan konsumen. Yah, menjadi reseller memang seperti membuka toko sendiri.


3. Untung mana reseller atau dropshipper?

Kalau ditanya seperti ini, jelas jawabannya adalah lebih menguntungkan menjadi reseller. Mengapa? Karena semua barang yang kamu jual adalah barang kamu sendiri, jadi kamu bisa mengatur sendiri harganya. Dari sini saja sudah bisa dipastikan kamu bisa mendapatkan keuntungan lebih banyak dari dropshipper.

Berbeda ceritanya dengan dropshipper, pada umumnya para dropshipper tidak mendapatkan order sebanyak reseller. Ada banyak hal yang bisa menjadi alasannya, tapi yang jelas reseller akan lebih dekat kepada konsumen karena mereka mengetahui dan memiliki barang yang akan mereka jual. Sedangkan dropshipper hanyalah perantara penjual, jadi kemungkinan tingkat kepercayaan konsumen lebih rendah daripada kepada reseller.

Selain itu, untuk barang dari distributor atau supplier yang sama, reseller biasa akan mendapatkan harga barang yang lebih murah dibandingkan dropshipper. Di sinilah para reseller akan bisa menentukan dan memainkan harga sehingga mendapatkan keuntungan yang lebih baik dari dropshipper.


4. Resiko menjadi reseller dan dropshipper

Setiap pekerjaan pasti memiliki resiko, tak terkecuali reseller dan dropshipper. Meski terlihat mudah, tetap saja fakta dilapangan tidak seindah yang dibayangkan.

Seorang dropshipper nyatanya juga memiliki kelemahan. Misalnya barang tidak selamanya tersedia di supplier padahal orderan sudah banyak. Nah, pada saat ini kamu harus menolak atau meminta konsumen untuk menunggu. Pastinya para konsumen yang tidak sabar akan banyak komplain, dan juga kamu tidak mendapatkan pemasukan karena transaksi tidak bisa dilakukan.

Menjadi reseller juga memiliki resiko, bahkan lebih buruk dari menjadi dropshipper. Kamu juga bisa membayangkan sendiri bagaimana susahnya menjadi reseller apalagi saat stok barang tidak laku-laku. Lebih parah lagi kalau barang yang kamu jual memiliki masa expired, bisa-bisa bukannya untung malah buntung. Jadi kalau kamu belum yakin mampu menjual barang dengan baik, jangan dulu coba-coba utuk menjadi reseller.

5. Perbedaan pelayanan reseller dan dropshipper

Reseller dan dropshipper juga memiliki perbedaan dalam memberikan pelayanan kepada konsumen mereka. Reseller, akan melakukan pengemasan dan mengirim barangnya sendiri. Sementara dropshipper hanya perlu menyampaikan pesanan kepada supplier dan urusan pengemasan hingga pengiriman akan menjadi tanggung jawab supplier. Jadi kamu tidak perlu memikirkan biaya pengemasan dan pengiriman.



Itulah beberapa perbedaan antara reseller dan dropshipper. Silahkan pilih yang manapun yang kamu suka, tapi pertimbangkanlah dengan bijak pekerjaan mana yang cocok untuk kamu. Daripada rugi dikemudian hari, lebih baik pikirkan dulu masak-masak agar kalau rugi juga tidak akan terlalu menyesal.

Pastikan juga kamu sudah siap menerima resiko apapun ketika memilih menjadi reseller ataupun dropshipper. Yang jelas, jika usaha tersebut kamu lakukan dengan benar dan sungguh-sungguh, pastilah hasil dan keuntungan akan menunggu untuk kamu ambil.

Sekian dulu artikel kali ini. Semoga informasi tentang reseller dan dropshipper ini bermanfaat ya. Jangan berhenti disini saja, baca juga artikel lainnya.


Baca juga:
Cara berjualan online agar cepat laku
Aplikasi penghasil uang hanya bermodalkan smartphone dan internet
Ide usaha sampingan bermodal kecil tapi menguntungkan


Post a Comment

0 Comments